HAKIKAT
ADMINISTRASI SEKOLAH
MAKALAH
Oleh:
ABU YAZID
AHMAD SYUPRI
Mata kuliah : Supervisi Dan
Administrasi Pendidikan
Dosen : Prof.Dr.Yurnalis
Etek
Dr.Siti Patimah, M.Pd
PROGRAM STUDI SUPERVISI PENDIDIKAN ISLAM
PASCA SARJANA ( S.2 )
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
2013/1434 H
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kebanyakan orang berpendapat bahwa
administrasi hanya dianggap sebagai kegiatan tulis-menulis dan pembukuan
keuangan. Pandangan tersebut kadang-kadang ada benarnya juga dan bukan tidak
beralasan. Secara fisik dan kenyataannya kegiatan admninistasi memang dilakukan
dalam praktek tulis menulis, baik menggunakan tangan, alat tulis, mesin ketik
atau komputer. Padahal secara teoritis kegiatan administrasi lebih luas dari
pada itu.
Pelaksanaan administrasi dalam bentuk
tulis-menulis atau lebih dikenal dengan ke-Tata Usahaan di sebuah lembaga
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, terkait di berbagai bidang,
baik pencatatan, maupun surat menyurat bahkan masalah hukum, sosial maupun
ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak bisa dipandang kurang penting fungsinya.
Dalam bidang pendidikan, kebutuhan informasi mulai dari data lembaga, sarana
kurikulum sampai dengan data asal dan kondisi ekonomi siswa, sangat diperlukan
baik oleh perorangan maupun lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, maupun untuk
kepentingan penelitian mahasiswa.
Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik
bagi masyarakat umum, tentu hal ini menjadi tantangan bagi para pemikir
administrasi pendidikan untuk menciptakan format data administrasi pendidikan
dan sistem pengelolaan data administrasi kependidikan yang mampu mengakomodir
berbagai keperluan.
Berdasarkan hal tersebut seyogyanya para pendidik terlebih dahulu mengetahui dan memahami dasar-dasar dari administrasi pendidikan karena sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya.
Berdasarkan hal tersebut seyogyanya para pendidik terlebih dahulu mengetahui dan memahami dasar-dasar dari administrasi pendidikan karena sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka kami
mendapat permasalahan yang dapat dirumuskan, antara lain:
1.
Bagaimana Pengertian Administrasi sekolah dan
Administrasi Pendidikan ?
2.
Bagaimana Fungsi pokok Administrasi Sekolah
?
3.
Bagaimana Pentingnya Administrasi Sekolah
yang baik ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
Pengertian Administrasi sekolah dan Administrasi Pendidikan 2. Mengetahui Fungsi pokok Administrasi
sekolah
3. Mengetahui Pentingnya
Administrasi sekolah yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Administrasi Pendidikan dan Administrasi Sekolah
Pada umumnya pengertian administrasi yang
dimaksudkan oleh kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari adalah terjemahan
dari kata “administratie” (Belanda) yang sama dengan “clerical-work” (Inggeris)
yang berarti tata usaha. Pengertian ini adalah benar sesuai dengan pengamatan
sepintas yang pernah dialami, akan tetapi masih berada dalam pandangan yang
sempit, yang menyangkut kegiatan-kegiatan dari suatu kantor seperti
menyelenggarakan surat-menyurat, mengatur dan mencatat penerimaan, penyimpanan,
penggunaan, pemeliharaan dan pengeluaran barang-barang, mengurus keuangan,
pengarsipan, dan sebagainya. Keseluruhan kegiatan tersebut di atas adalah
merupakan kegiatan ketatausahaan yang baru merupakan gambaran sebagaian kecil
dari keseluruhan proses administrasi yang sesungguhnya. [1]
Administrasi
dalam pengertian luas adalah terjemahan dari kata “administration”
(Inggeris). Secara etimologis, istilah tersebut berasal dari bahasa Latin
“Administrare. Kata administrare terdiri dari kata ad + ministrare. Kata Ad
mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa Inggeris yang berarti ke
atau kepada; dan kata ministrare mempunyai arti yang sama dengan to serve
atau to conduct dalam bahasa Inggeris yang berarti melayani, membantu,
menolong, memenuhi, atau mengarahkan.
Jadi kata administrasi dapat diartikan
sebagai suatu usaha untuk melayani, usaha untuk membantu, usaha untuk menolong,
usaha untuk memenuhi, usaha untuk mengarahkan dan atau usaha untuk
memimpin semua kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sedangkan orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab formal dalam hierarki
organisasi (kelompok kerjasama) untuk memberikan bantuan, pelayanan,
pertolongan dalam usaha itu dinamakan “administrator, yang pada hakekatnya
adalah seorang pelayan atau pembantu yang memberikan service dalam usaha
mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, lalu orang mulai
menyusun resep dalam pengertian yang umum tentang administrasi sebagaimana para
ahli di bawah ini.
Herbert Alexander Simon, dalam bukunya
“Public Administration” menyatakan : In its broadest sense, administration can
be defined as the activities of group cooperating to accomplish common goals.
Pengertiannya kurang lebih sebagai berikut: Dalam pengertian yang terluas,
administrasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan dari kelompok orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. (H.A.Simon, 1956:3).
Menurut Sondang P. Siagian, dalam bukunya
“Filsafat Administrasi”, memberikan definisi administrasi sebagai “keseluruhan
proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
(S.P. Siagian, 1975 :13). Sedangkan The Liang Gie dan Sutarto dalam bukunya
“Pengertian, Kedudukan dan Perincian Ilmu Administrasi” mengemukakan definisi
administrasi sebagai berikut : Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan
penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh kelompok orang dalam
kerjasama mencapai tujuan tertentu. (The Liang Gie, 1977:13).[2]
Berdasarkan ketiga definisi administrasi di
atas, sampailah kita kepada suatu kesimpulan bahwa “administrasi adalah
keseluruhan proses penataan kegiatan dari kerjasama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi ini, dapat
dipetik beberapa pokok pikiran yang merupakan kesamaan pendapat dari para ahli
administrasi, yaitu antara lain:
(1) Administrasi merupakan
rangkaian kegiatan penataan.
(2) Kegiatan penataan itu
dilakukan oleh sekelompok orang.
(3) Usaha kerjasama sekelompok
orang itu mempunyai tujuan tertentu yang disepakati untuk dicapainya.
Pokok pikiran tersebut di atas ini memuat
beberapa aspek penting yang merupakan faktor penyebab terjadinya administrasi,
yaitu: (a) adanya manusia (dua orang atau lebih); (b) adanya tujuan yang hendak
dicapai; (c) adanya serangkaian tugas pekerjaan yang harus dikerjakan; dan (d)
ada proses kerjasama (proses penataan).
Wilayah cakupan administrasi pendidikan sama
luasnya dengan wilayah cakupan pendidikan nasional yang dalam praktek
penyelenggaraannya meliputi pendidikan formal, pendidikan non formal, dan
pendidikan informal. Penyelenggaraan administrasi dalam arti luas tidak hanya
dilaksanakan dalam sistem persekolahan akan tetapi meliputi pula kegiatan di
luar sistem persekolahan, termasuk administrasi pendidikan yang berlangsung di
dalam lingkungan keluarga. Demikian pula fungsi administrator pendidikan.
Administrasi sekolah hanya merujuk kepada
kegiatan-kegiatan administrasi yang diselenggarakan di sekolah, sedangkan
administrasi pendidikan berkonfusi dan tersirat dalam konteks yang lebih luas
meliputi pula administrasi pendidikan di luar sistem persekolahan. Ini berarti
kontent administrasi pendidikan di dalamnya memuat sebagian masalah-masalah
administrasi yang diselenggarakan di sekolah.[3]
Gambaran tentang luas-sempitnya administrasi
pendidikan telah jelas bagi kita, namun untuk merumuskan suatu pengertian yang
lengkap rasanya sulit bagi kita untuk melepaskan begitu saja dari bayangan kita
mengenai pengertian administrasi pada umumnya. Walaupun suatu rumusan tidak
terlalu dapat menjelaskan pengertian secara lengkap dari keinginan kita, akan
tetapi dalam banyak hal paling tidak dapat membantu mengurangi kesalahtafsiran
kita tentang pengertian administrasi pendidikan yang sesungguhnya.
Chester W.Harris, dalam ”Encyclopedia of
Educational Research”, memberikan pengertian administrasi pendidikan sebagai
berikut: Educational administration is the process of integrating the effort of
personal and utilizing appropriate materials in such a way as to promote
effectively the development of human qualities. (Piet. A. Sahertian, dkk,
1982:4). Maksud definisi tersebut di atas kurang lebih sebagai berikut:
Administrasi pendidikan adalah suatu proses pengintegrasian segala usaha
pendayagunaan sumber-sumber personal dan material sebagai usaha untuk
meningkatkan secara efektif pengembangan kualitas manusia.
Hadari Nawawi pada kesimpulannya berpendapat
bahwa: Administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses
pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan
secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu,
terutama berupa lembaga pendidikan formal. (Hadari Nawawi, 1981:11).
Sedangkan M.Ngalim Purwanto, dalam bukunya
“Administrasi Pendidikan”, dijelaskan bahwa: Administrasi pendidikan adalah
suatu proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi
perencanaan, pelaporan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan
fasilitas yang tersedia baik personil, material, maupun spiritual untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. (M.Ngalim Purwanto,
1975:12).
Akhir dari seluruh rumusan pengertian di atas
disimpulkan bahwa: Administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan
usaha kerjasama sekelompok orang dalam bidang pendidikan dengan memanfaatkan
atau mendayagunakan segala sumber potensi yang tersedia, baik personil,
material maupun spiritual secara berencana dan sistematis untuk mewujudkan
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efktif dan efisien. Administrasi
sebagai suatu proses keseluruhan menunjukkan rangkaian seluruh kegiatan, mulai
dari kegiatan pimpinan sampai dengan kegiatan pelaksana, dari pemikiran
penentuan tujuan pelaksanaan sampai tercapainya tujuan melalui serangkaian
kegiatan pokok yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
pengarahan, komunikasi, pengawasan dan penilaian, pembiayaan, pelaporan hingga
perencanaan ulang.
Keseluruhan proses kegiatan dimaksud adalah semua
proses kegiatan tersebut di atas dan bukan menunjukkan pada jumlah proses
kegiatan tersebut. Usaha kerjasama sekelompok orang dalam bidang pendidikan
adalah usaha sadar tujuan, yang diselenggarakan oleh orang-orang yang memang
memiliki kesadaran dan kemampuan serta rasa tanggung jawab atas
terselenggeranya pendidikan di lingkungan tertentu, baik formal, maupun
nonformal.
B. Administrasi Sekolah
Administrasi sekolah dalam uraian ini
difokuskan pada applaid ilmu administrasi pendidikan di lingkungan lembaga
pendidikan (persekolahan). Pembatasan ini memberi bingkai pembahasan yang
dikonsentrasikan pada wadah (institusi) tertentu yaitu khusus pada lembaga
pendidikan formal (sekolah), dengan maksud untuk mengurangi atau meniadakan
uraian lebih jauh dan meluas pada hal-hal lain di luar dari sistem
persekolahan. Selain itu, pada administrasi pendidikan cakupannya meliputi
kantor-kantor pendidikan dan kebudayaan dari pusat sampai daerah, maka pada
administrasi sekolah hanya dikonsentrasikan pemikiran khusus pada administrasi
lembaga pendidikan formal termasuk tata usaha sekolah.
Stephen J.Knezevich, dalam bukunya
“administration of Public Education”, mengemukakan pengertian administrasi
sekolah sebagai berikut: School administration is a process concerned with
creating, maintaining, stimulating, and unifying the energies within an
education toward realization of the pre determined objective. (Piet
A.Sahertian, dkk, 1982:5). Maksudnya Adminidtrasi sekolah adalah suatu proses
yang terdiri dari usaha mengkreasi, memelihara, menstimulir, dan mempersatukan
semua daya yang ada pada suatu lembaga pendidikan agar tercapai tujuan yang
telah ditentukan lebih dahulu.
Jan Turang, dalam bukunya “Administrasi
Sekolah” mengemukakan pengertian administrasi sekolah sebagai “keseluruhan
proses pengendalian, pengurusan dan pengaturan usaha-usaha untuk mencapai dan
melaksanakan tujuan sekolah. (Jan Turang, 1973:14).
Sedangkan oleh Oteng Sutisna, dalam bukunya “Guru dan Administrasi Sekolah”,
mengemukakan bahwa “administrasi sekolah sebagai keseluruhan rangkaian
kegiatan memimpin dengan mana tujuan-tujuan sekolah dan cara-cara untuk
mencapainya dikembangkan dan dijalankan. Ini meliputi kegiatan mengorganisasi
personil, membentuk berbagai hubungan-hubungan organisasi, menyalurkan tanggung
jawab, merencanakan kegiatan-kegiatan, mengkoordinasikan pelayanan-pelayanan
pengajaran, membangun semangat guru-guru, mendorong inisiatif orang-orang dan
kerjasama dalam kelompok ke arah tercapainya tujuan-tujuan dan nilai hasil-hasil
dari rencana, prosedur, serta pelaksanaannya oleh guru-guru di sekolah. (Oteng
Sutisna, 1979:3).
Dengan menganalisis maksud dan tujuan
serta hakekat dari pengertian administrasi sekolah tersebut di atas, kiranya
cukup sebagai sampel yang dapat memberikan masukan bagi kita untuk menetapkan
suatu kesimpulan sebagai berikut: yang dimaksud dengan administrasi
sekolah adalah keseluruhan proses kegiatan segala sesuatu urusan sekolah yang
dilaksanakan oleh personil sekolah (Kepala Sekolah, dan Stafnya, guru-guru dan
karyawan sekolah lainnya) dalam suatu kerjasama yang harmonis unhtuk mencapai
tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah secara efektif dan efisien.[4]
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka
administrasi sekolah sebagai applaid administrasi pendidikan ke dalam lembaga
pendidikan formal (sekolah) dapat diartikan sebagai berikut:[5]
a. Administrasi sekolah adalah suatu proses
keseluruhan kegiatan yang berupaya merencanakan, mengatur (mengurus),
melaksanakan dan mengendalikan semua urusan sekolah untk mencapai tujuan
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
b. Administrasi sekolah merupakan suatu proses
pemanfaatan segala sumber (potensi) yang ada di sekolah, baik personil (Kepala
sekolah dan stafnya serta guru-guru dan karyawan sekolah lainnya) maupun
material (kurikulum, alat/media) dan fasilitas (sarana dan prasarana) serta
dana yang ada di sekolah secara efektif.
c. Administrasi sekolah merupakan suatu proses
kerjasama yang meliputi proses social, proses teknis, proses fungsional dan
proses operasional penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
d. Administrasi sekolah sebagai suatu alat untuk
melaksanakan dan mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah yang meliputi: tujuan
umum pendidikan, tujuan institusional (tujuan lembaga), tujuan kurikuler
(tujuan bidang studi atau mata pelajaran), tujuan instruksional umum (TUP) dan
tujuan instruksional khusus (TKP).
e. Administrasi sekolah merupakan suatu proses
yang berlangsung dalam suatu wadah (organisasi) yang disebut organisasi sekolah
dan juga dalam suatu sistem dan mekanisme yang bersifat normal, karena seluruh
penyelenggaraan administrasi sekolah diatur dan diurus berdasarkan
aturan-aturan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Aturan-aturan formal
inilah yang membatasi kegiatan-kegiatan pengelolaan pendidikan yang berhubungan
dengan jenis dan tingkat sekolah tertentu, sehingga kita kenal adanya
administrasi SD, administrasi sekolah menengah (SMTP dan SMTA), administrasi
perguruan tinggi, dan sebagainya
B. Fungsi
Administrasi Pendidikan
Pada dasarnya administrasi berfungsi
untuk menentukan tujuan organisasi dan merumuskan kebijakan umum, hal ini
berarti bahwa administrasi tidak menjalankan sendiri kegiatan-kegiatan yang
bersifat operasional, karena kegiatan-kegiatan yang bersifat operasional itu
dilaksanakan oleh kelompok pelaksana. Dalam proses pelaksanaannya, administrasi
mempunyai tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan sendiri. Tugas itulah
yang biasa disebut atau diartikan sebagai fungsi-fungsi administrasi. Hingga
kini para sarjana belum mempunyai kata sepakat yang bulat tentang fungsi-fungsi
administrasi, baik ditinjau dari segi klasifikasinya maupun ternologi yang
dipergunakan. Namun, apabila teori dari berbagai ahli dipelajari lebih
mendalam, maka perbedaan tersebut merupakan perbedaan–perbedaaan yang
fundamental.
Dengan kata lain ada empat faktor yang
menyebabkan timbulnya perbedaan-perbedaan yang tidak fundamental. Faktor-faktor
tersebut ialah: a) kondisi masyarakat serta taraf kemajuannya dalam suasana
para sarjana tertentu menulis, b) filsafat hidup yang dianut oleh sarjana yang
bersangkutan, c) latar belakang pendidikannya, d) perkembangan ilmu itu
sendiri. Dari penjelasan diatas, tercapailah konsensus yang menyatakan bahwa
pada dasarnya keseluruhan fungsi administrasi dan manajemen itu dapat dibagi
menjadi dua klasifikasi utama, yaitu:
·
Fungsi
organik.
Fungsi
organik adalah semua fungsi yang mutlak harus dijalankan oleh administrasi dan
manajemen.
·
Fungsi
pelengkap
Fungsi
pelengkap adalah semua fungsi yang meskipun tidak mutlak dijalankan oleh
organisasi, sebaiknya dilaksanakan juga dengan baik karena pelaksanaan
fungsi-fungsi itu akan meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan,
memperlancar usaha pencapaian tujuan dengan efisien, ekonmis dan efektif.
1. Teori Fungsi-Fungsi Administrasi
Siagian (2003:84-86) menarik kesimpulan
bahwa terdapat beberapa contoh teori mengenai fungsi administrasi
pendidikan dan manajemen menurut beberapa ahli yaitu:
(1)
Henry Fayol. Dalam bagian bukunya yang membahas fungsi administrasi dan
manajemen, mengatakan bahwa fungsi administrasi dan manajemen adalah:
a)
Planning (perencanaan)
b)
Organizing (pengorganisasian)
c)
Commanding (pemberian komando)
d)
Coordinating (pengkoordinasian)
e)
Controlling (pengawasan)
(2)
Luther M. Gullick, dalam karyanya papers on the science of administration
mengatakan bahwa fungsi-fungsi organik administrasi dan manajemen adalah:
a)
Planning (perencanaan)
b)
Organizing (pengorganisasian)
c)
Staffing (pengadaan tenaga kerja)
d)
Directing (pemberian bimbingan)
e)
Coordinating (pengkoordinasian)
f)
Reporting (pelaporan)
g)
Budgeting (penganggaran)
(3)
John D. Millet, dalam bukunya yang berjudul management in the public service,
Millet menggolongkan fungsi organik administrasi dan manajemen hanya kepada dua
golongan, yaitu directing dan facilitating.
(4)
George R. Terry, dalam bukunya yang berjudul principles of management,
Terry mengklasifikasikan fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut:
a)
Planning (perencanaan)
b)
Organizing (pengorganisasian)
c)
Actuating (penggerakan)
d)
Controlling (pengawasan)
(5)
John F. Mee. Professr Mee adalah serang guru besar dalam ilmu manajemen (dalam
mata kuliah filsafat manajemen) di Universitas Indiana. Dalam kuliah-kuliahnya
dan demikian pula dalam karya-karya ilmiahnya, Mee mengatakan bahwa fungsi
organisasi dan manajemen ialah:
a)
Planning (perencanaan)
b)
Organizing (pengorganisasian)
c)
Motivating (pemberian motivasi)
d)
Controlling (pengawasan)
e)
Penilaian (evaluating)
Setelah menganalisis berbagai teori
mengenai fungsi organik administrasi dan manajemen dari beberapa ahli diatas
disimpulkan fungsi-fungsi organik administrasi dan manajemen itu ialah:
(1)
Perencaan (planning)
Perencanaan
dapat didefinisikan sebagai “keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan”
(2)
Pengorganisasian (organizing)
Keseluruhan
proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
(3)
Penggerakan (motivating)
Penggerakan
dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan kerja kepada
para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonmis.
(4)
Pengawasan (controlling)
Pengawasan
adalah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin
agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya.
(5)
Penilaian (evaluating)
Penilaian
dapat didefinisikan sebagai proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil yang
seharusnya dicapai.[6]
C. Pentingnya
Administrasi Sekolah Yang Baik
Administrasi dalam pendidikan yang
tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan
pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan
berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada
kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar
lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di
dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan
data(recording system) dan pelaporan (reporting system).
Administrasi suatu lembaga pendidikan
merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar
dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga
pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk
melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat
memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk
pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat
memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat
yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat kecamatan sampai
propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk
melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada
masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk
perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian
(evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.[7]
Data pendidikan yang terdapat disekolah
sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang
selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu,
perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan
sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar
sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa
yang menjadi tugasnya.[8]
Di lembaga pendidikan tingkat menengah
hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan.
Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya,
dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi
tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan
pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Nawawi, Hadari, Administrasi
Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung, 1997.
Ngalim purwanto, M, Administrasi
dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Sagala, Syaiful, Administrasi
Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta, 2005.
Siagian, P.S. 2003. Filsafat
Administrasi (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Siagian Sondang, P, Kerangka
Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992.
Sutisna, Oteng, Administrasi
Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Bandung: Angkasa, 1993.
Wijono. 1989. Administrasi
dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Siagian, P.S. 2003. Filsafat
Administrasi (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
pendidikan/Diakses 15 mei 2013
jm. 9.31
pendidikan.html
Diakses 15 mei 2013 jm.10.05
http://rizcafitria.wordpress.com/2011/04/30/administrasi-sekolah/diakses 15-mei
2013 jm 8.36
pendidikan.html.Diakses 15 mei 2013
jm. 9.57
http://copyduty.blogspot.com/2011/06/pengertian-skope-dan-fungsi-fungsi.html. Diakses 15
mei 2013 jm.9.54
3.http://copyduty.blogspot.com/2011/06/pengertian-skope-dan-fungsi-fungsi.html.
Diakses 15 mei 2013 jm.9.54
4.
http://silahkanngintip.blogspot.com/2011/02/administrasi-pendidikan-dan.html
6. http://uharsaputra.wordpress.com/pendidikan/administras-pendidikan/), diakses 15 Mei
2013 jm.10.35
7. http://mutmainnahayudiaelshaf.blogspot.com/2012/11/makalah-administrasi-pendidikan.html. Diakses 15 mei 2013 jm.10.05
8.http://sithe81.wordpress.com/2010/06/03/pentingnya-administrasi-pendidikan/Diakses 15 mei 2013 jm. 9.31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar